Gambar Keris Jangkung Luk 3
Kerajaan keris hadir untuk menjadi pemersatu pecinta tosan aji dan juga tempat para kolektor dan pecinta tosan aji mencari keris pusaka, tombak pusaka, badik, kujang, dan tosan aji lainya. Kenapa harus kerajaan keris? karena kerajaan keris sudah teruji kemampuan dalam dunia tosan aji selama puluhan tahun juga memiliki junjungan tertinggi yaitu ” kejujuran “. Kerajaan keris hanya menyediakan tosan aji pusaka yang memang cocok untuk dikoleksi karena kualitas menjadi yang utama bagi kami. Harapan kerajaan keris adalah terpeliharanya budaya keris pusaka di tanah Indonesia bahkan dunia mengingat semakin maju zaman banyak generasi yang tidak mengerti tentang budaya keris.
Keris sudah diakui oleh UNESCO pada tahun 2008 sebagai warisan budaya. Keris menjadi warisan budaya Indonesia yang pertama diakui oleh UNESCO. Keris dianggap memiliki kekuatan magis serta memiliki sejarah yang panjang di Indonesia. Keris merupakan senjata tradisional yang memiliki bentuk asimetris. Keris tidak hanya menjadi senjata tetapi sebagai simbol kasta pada zaman dahulu mengingat keris juga memiliki kasta tingkatan dari nilai dhapur, pamor, bahkan kekuatan ghaibnya. Pengakuan UNESCO terhadap keris sebagai warisan budaya dunia mengakui pentingnya keris dalam budaya dan sejarah Indonesia.
Kerajaan Keris membawa kekayaan seni tradisional yang telah mewarnai sejarah bangsa kita. Satu diantara seni memukau adalah seni keris atau tosan aji. Keris bukan sekedar senjata karena memiliki rahasia dibalik keindahannya.
Kerajaan Keris dengan bangga memperkenalkan budaya keris pusaka melalui website ini. Kami ingin membawa keindahan dan sejarah seni tradisional di dalam kemajuan zaman. Kami akan membawa anda memahami keris dari segi seni keunikan maupun secara filosofis dan mistis.
Berbagai keris koleksi yang tersedia kami ingin memudahkan para pecinta keris dan tosan aji mendapatkan pusaka yang diimpikan. Setiap keris yang tersedia memiliki asal-usul, bentuk ukiran, serta nilai sejarahnya masing-masing.
para penggemar seni keris juga dapat menikmati artikel-artikel berkaitan dengan sejarah keris, proses pembuatan, serta nilai simbolik yang terkandung dalam setiap ukiran. Kami berharap dengan adanya website Kerajaan Keris, minat terhadap seni tradisional seperti keris dapat terus berkembang dan dihargai oleh masyarakat.
Kami mengundang anda untuk menjelajahi website resmi kami dan mengalami keindahan seni tradisional melalui koleksi keris yang kami tawarkan. Sertailah kami dalam usaha melestarikan seni warisan bangsa dan memperkenalkannya kepada dunia. Selamat datang ke dunia keindahan dan sejarah melalui seni tradisional keris.
Kerajaan keris memiliki eksistensi yang bagus karena bisa disebut menjadi sumber pelestari budaya yang valid dan diakui oleh banyak orang sehingga tidak menutup kemungkinan banyak pihak mengatasnamakan kerajaan keris sebagai sumber mencari keuntungan pribadi. Kerajaan keris hanya memiliki website resmi yaitu KERAJAAN KERIS
Contact person sudah tertera di dalamnya karena segala informasi tentang kerajaan keris yang valid ada di dalam website ini. Informasi resmi tentang kerajaan keris ada di dalam website ini sehingga ketika ada pihak mengatasnamakan kerajaan keris dan tidak ada informasi yang valid dari website ini dipastikan itu adalah kerajaan keris palsu.
Kerajaan keris tidak pernah memiliki niat mencari keuntungan semata melainkan juga ingin mencari saudara dan relasi dari orang-orang yang ikut serta melestarikan budaya keris pusaka. Kerajaan Keris masih meyakini bahwa banyaknya saudara yang terjalin dengan baik dengan rasa peracaya yang penuh dapat mendatangkan rejeki dan keberkahan dari banyak penjuru. Kami tetap mengingatkan hati-hati dalam memilih keris pusaka dan tosan aji lainya karena keris adalah benda bernilai sehingga banyak pihak yang memanfaatkan minimnya ilmu keris yang dimiliki oleh masyarakat.
Tags: Budaya, gambar keris luk 3 dan namanya, kegunaan keris jangkung luk 3 kecil, keris jangkung luk 3, keris luk 3 kecil, keris luk 3 paling ampuh, khodam keris jangkung, khodam keris luk 3, peninggalan, Sejarah
Keris Jangkung Keleng (Tanpa Pamor)
Memandang keris jangkung ini memang tidak kita temukan warna pamor yang tergambar di bilahnya alias tanpa pamor. Keris dengan tanpa pamor seperti ini biasanya disebut dengan keris Keleng atau Kelengan.
Kêlêng dalam bahasa Jawa berarti hitam (cenderung glossy). Istilah pamor Keleng biasanya digunakan untuk menyebut suatu bilah keris, tombak, pedang atau tosan aji lain yang pamornya tak nampak sama sekali. Pada keris-keris keleng muda (nom-noman), memang tidak diselipi bahan pamor hanya baja (pengawak waja) tetapi pada keris-keris tangguh tua masih mengandung bahan pamor walau tidak terlihat karena kerapatan penempaan yang dibuat ratusan kali bahkan ribuan kali lipatan, menyatu dan luluh dalam bilahnya. Sehingga tampak seperti urat halus atau serat saja.
Keris-keris keleng selain mengutamakan kematangan tempa juga menitik-beratkan kesempurnaan garap. Garap yang dimaksud disini meliputi keindahan bilah, termasuk detail ricikan-nya. Sehingga banyak digemari oleh para penikmat garap. Keris keleng juga bisa menjadi bahasa tingkat kematangan lahir dan batin sang Empu. Kedalaman batin diterjemahkan dalam bilahnya yang berwarna hitam polos tanpa putihnya “bedak” pamor, mengisyaratkan jika sang Empu sudah menep (mengendap) hatinya dari pencemaran duniawi. Pamor keleng mampu menjadi inspirasi tentang sebuah ketulusan atau keikhlasan. Tuahnya susah dibaca, hanya mereka yang mengetahui ilmu esoteri saja yang bisa membaca. Namun ada juga yang beranggapan keris keleng mempunyai kekuatan esoteri yang lebih multifungsi.
Tags: ciri2 keris sedayu, empu pitrang, jual keris jangkung, jual keris kelengan, Jual Keris Kuno, Jual Keris Pamor Keleng, Jual Keris Sepuh, Jual Keris Tangguh Sendang Sedayu, keris jangkung asli, keris jangkung luk 3, Keris Jangkung Luk 3 Keleng Sendang Sedayu Sepuh Kuno, keris jangkung mangkunegara, keris jangkung mini, keris tangguh sendang sedayu, tuah keris pamor pitrang
Pusaka Ini Milik Ulama Dalam Tragedi Pembantaian Raja Mataram Amangkurat?
Terdapat misteri dari sebilah pusaka ini, tentu ada hubunganya pada zaman pemerintahan mataram amangkurat 1 yang terkenal kejam dan bengis. Pada kala Amangkurat I yang bernama asli Raden Mas Sayidin merupakan raja keempat dari Kerajaan Mataram Islam dengan masa pemerintahan sejak tahun 1646 hingga 1677. Setelah ayahnya, yaitu Sultan Agung Hanyokrokusumo wafat.
Amangku adalah memangku lalu RAT adalah bumi, jika digabungkan amangkurat memiliki arti memangku bumi.. Nama itu menjadi simbol pemimpin suatu wilayah bernama mataram.
Pada masa amangkurat terdapat tragedi mengerikan di alun-alun plered pada suatu siang tahun 1647 atau 1648. Terdapat pembantaian 6000 ulama dan keluarganya secara masal dalam waktu kurang dari 30 menit. Pembantaian itu menggunakan aba-aba meriam yang ditembakan dari dalam istana. Pembantaian itu dilakukan karena ketakutan amangkurat kehilangan takhta agungnya di bumi mataram, sehingga amangkurat memerintahkan beberapa pejabat untuk mengeksekusi seluruh ulama tanpa terkecuali, semua dilakukan dengan strategi yang sangat matang meskipun pada akhirnya para pejabat kepercayaanya menjadi kambing hitam dan ikut dibantai oleh sang raja amangkurat.
Keris jangkung biasanya dimiliki oleh tokoh spiritual dan orang-orang yang mendalami ilmu spiritual, apapun aliranya. Kami menduga pusaka ini adalah milik salah satu ulama yang dibantai oleh raja amangkurat di alun-alun plered. Mengingat jangkung kerap dimiliki oleh pelaku spiritual dan pengayom masyarakat.
Besi Katub Warna Hitam Kehijauan
Jika dicermati warna besi sebilah keris jangkung kelengan ini warnanya nampak mengkilat hitam kehijauan. Hal ini menunjukan kematangan tempa dan sekaligus salah satu ciri khas dari keris tangguh Sendang Sedayu. Keris seperti ini biasanya dibuat dari bahan besi jenis besi katup.
Besi Katub adalah besi yang urat-uratnya seperti rambut, warnanya hitam kehijauan, mengkilat; kalau dijentik bunyinya: Kung, ambrengengeng seperti Iebah terbang. Tuahnya yakni untuk kekebalan dan baik untuk pedagang.
Keris Jangkung Luk 3 – Keris jangkung biasanya dimiliki oleh tokoh spiritual dan orang-orang yang mendalami ilmu spiritual, apapun aliranya. Kami menduga pusaka ini adalah milik salah satu ulama yang dibantai oleh raja amangkurat di alun-alun plered. Mengingat jangkung kerap dimiliki oleh pelaku spiritual dan pengayom masyarakat. Jangkung memiliki arti jinangkungan atau gegayuhan dimana pusaka ini dapat memudahkan pemiliknya menggapai cita-cita maupun harapanya yang disebut dengan gegayuhan. Makna lebih sederhananya supaya pemilik pusaka ini memiliki doa yang mujarab dan cepat terkabul.
Pusaka ini juga menjadi simbol perlindungan sang maha kuasa. Pusaka ini menjadi saksi keteguhan para ulama dan sifat kesatria para tokoh pemuka agama dalam menempuh perang dijalan Allah. Keberanian mereka tersirat menyatu dan disimbolkan melalui pusaka ini.
Keris Jangkung Luk 3 Keleng Sendang Sedayu Sepuh Kuno
Dialih rawatkan (dimaharkan) Keris Jangkung Luk 3 Keleng Sendang Sedayu Sepuh Kuno sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera.
Tentang Tangguh Sendang Sedayu
PANGERAN SEDAYU, Menurut cerita rakyat, di masa mudanya bernama Supa Mandrangi. Karena ketekunannya, ia menjadi empu yang mahir. Keris-keris buatannya selalu indah dan disukai banyak orang. Karena itu Supa Mandrangi dan adiknya yang bernama Supagati berniat untuk mengabdi pada Keraton Majapahit.
Kebetulan sewaktu ia datang ke keraton, saat itu Majapahit sedang geger. Pusaka kerajaan yang bernama Kanjeng Kyai Sumelang Gandring hilang dari tempat penyimpanannya di Gedong Pusaka. Ki Supa Mandrangi lalu dipanggil menghadap raja. Sang Raja bertitah, jika Empu Supa sanggup menemukan kembali keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring, maka raja akan berkenan menerima pengabdiannya di Keraton Majapahit, dan akan dianugerahi berbagai macam hadiah.
Ki Supa menyatakan kesanggupannya. Dan setelah memohon petunjuk Tuhan, empu muda itu bersama adiknya berjalan ke arah timur, sesuai dengan firasat yang diterimanya. Selama dalam perjalanan Ki Supa menggunakan nama Empu Rambang. Nama ‘rambang’ berasal dari kata ‘ngelambrang’ yang artinya berjalan tanpa tujuan yang pasti. Beberapa bulan kemudian sampailai ia di Kadipaten Blambangan. (Sumber lain menyebutkan, sebelum Ki Supa alias Ki Rambang sampai di Blambangan, lebih dulu ia mampir ke Madura untuk menuntut ilmu pada empu Ki Kasa. Tetapi sumber yang lain lagi mengatakan bahwa Ki Kasa juga merupakan nama samaran atau nama alias Ki Supa).
Di Kadipaten Blambangan, lebih dahulu Ki Supa Mandrangi menjumpai Ki Luwuk, empu senior yang menjadi kesayangan Sang Adipati Menak Dadali Putih. Berkat jasa baik Ki Luwuk, akhirnya Ki Supa bisa diterima menghadap adipati itu. Pada saat itu Ki Supa mengaku bernama Pitrang, dan menyatakan ingin mengabdi pada Sang Adipati.
Ketika beberapa waktu kemudian Adipati Blambangan tahu hasil kerjanya, ia menyuruh Ki Pitrang membuat putran (duplikat) sebilah keris lurus yang indah. Setelah mengamati keris yang harus dibuatkan duplikatnya itu, Ki Pitrang segera tahu bahwa itulah keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring yang hilang dari Kerajaan Majapahit.
Ki Pitrang alias Ki Supa menyanggupi membuat putran keris itu dalam waktu 40 hari, dengan satu syarat, yaitu agar selama ia membuat keris putran itu, tidak seorang pun boleh memasuki besalen –nya. Adipati Blambangan menyanggupi syarat itu bahkan ia akan menempatkan beberapa prajurit di sekitar besalen empu Pitrang, agar jangan ada orang yang masuk mengganggu kerjanya.
Di besalen-nya, Ki Supa bekerja hanya dibantu oleh adiknya, Ki Supagati, yang bertindak sebagai panjak-nya. Dalam waktu 40 hari itu Ki Supa bukan membuat sebilah, melainkan dua bilah keris putran, yang bentuk dan rupanya sama benar dengan keris Kanjeng Kyai Sumelang Gandring.
Setelah pekerjaan itu selesai, KK Sumelang Gandring yang aseli disembunyikan di balik kain di paha kirinya. Sedangkan kedua keris putran yang dibuatnya dibahwa menghadap Adipati Blambangan, dan diakukan sebagai keris yang putran dan yang aseli.
Karena sama bagusnya, sama indahnya, Adipati Blambangan tidak bisa lagi membedakan kedua keris itu. Mana yang aseli, dan mana yang putran. Padahal sebenarnya kedua keris itu merupakan keris putran.
Adipati Dadali Putih amat gembira melihat hasil karya Empu Pitrang. Karenanya, empu muda itu lalu dinikahkan dengan salah seorang adik perempuannya, dan diberi banyak hadiah.
Beberapa bulan kemudian Empu Pitrang berpamitan hendak pulang ke Majapahit. Ia berpesan pada istrinya yang sudah hamil, agar jika anaknya lahir kelak, jika laki-laki, agar diberi nama Jaka Sura. Setelah cukup besar, agar anak itu disuruh menyusulnya ke Majapahit.
Betapa gembira Raja Majapahit ketika ternyata Ki Supa berhasil menemukan dan mengembalikan keris pusaka keraton, Kanjeng Kyai Sumelang Gandring. Karena dianggap berjasa besar bagi kerajaan, Empu Ki Supa Mandrangi kemudian dinikahkan dengan salah seorang putrinya dan diangkat menjadi pangeran, serta diberi tanah perdikan (bebas pajak, otonom) di daerah Sedayu. Maka sejak itu Ki Supa lebih dikenal sebagai Empu Pangeran Sedayu. Itu pula sebabnya, mengapa keris buatan Ki Supa hampir serupa dengan keris buatan Pangeran Sedayu.
Walaupun telah hidup mulia sebagai pangeran dan kaya raya berkat kedududkannya sebagai penguasa tanah perdikan, Pangeran Sedayu masih tetap membuat keris. Bahkan keris buatannya makin indah, makin anggun.
Adapun keris buatan Pangeran Sedayu dapat ditandai dengan mengamati ciri-ciri sebagai berikut:
Ganjanya datar atau ganja wuwung, gulu meled-nya berukuran sedang, tetapi penampilannya memberi kesan kekar dan kokoh. Jika membuat keris luk, maka loknya tergolong luk yang rengkol, atau sarpa lumampah.
Keris buatan Pangeran Sedayu selalu matang tempaan, besinya berwarna hitam kehijauan, nyabak, dan berkesan basah. Pamornya lumer pandes dan hampir selalu merupakan pamor tiban. Bahkan terkadang tanpa pamor sama sekali, yakni yang disebut keris keleng. Besi keris tangguh Pangeran Sedayu ini demikian prima, tahan karat, bahkan banyak di antaranya cukup diwarangi lima tahun sekali.
Secara keseluruhan penampilan keris buatan Pangeran Sedayu membawakan karakter seorang ksatria yang anggun, berwibawa, tetapi tidak galak, wingit, tetapi menyenangkan.
Pendek kata, segalanya dibuat serasi. Seluruh bagian keris termasuk ricikan-nya digarap dengan cermat, rapi, ayu, dan sempurna. Begitu rapinya keris buatan Pangeran Sedayu, sampai sampai tepi bagian sogokan-nya berkesan tajam. Oleh kebanyakan pecinta keris, buatan Pangeran Sedayu dianggap sebagai keris yang paling sempurna dari semua keris yang ada.
Salah satu tanda yang mencolok dari keris buatan Empu Pangeran Sedayu adalah besinya yang selalu merupakan jenis pilihan, dan matang wasuhan.
Selain tetap berkarya sebagai empu, Pangeran Sedayu juga mendidik orang-orang di daerahnya yang berminat belajar menjadi empu. Mula-mula mereka dijadikan panjak, dan setelah mahir disuruh membuat keris sendiri. Akhirnya para panjak itu pun dapat mandiri bekerja sebagai empu. Hasil karya mereka oleh orang yang hidup masa kini disebut keris Panjak Sedayu, yang kualitasnya hampir menyamai keris buatan Pangeran Sedayu.